Category Archives: Beton

Pengujian Konsistensi (FAS)

Pengujian konsintensi normal dengan flow table sesuai ASTM C-305-82 yang digunakan untuk menentukan jumlah air yang optimum agar menghasilkan mortar yang mudah dikerjakan. Jumlah air yang digunakan untuk campuran mortar erat sekali hubungannya dengan sifat kemudahan dan kemudahan untuk dikerjakan. Karena konsistensi/kelecakan mortar tergantung dari kadar air yang terkandung dalam mortar itu sendiri. Mortar dengan bahan dan campuran yang berbeda akan membutuhkan jumlah air yang berlainan untuk mencapai sifat kelecakan (konsistensi normal). Untuk mengetahui jumlah air yang dibutuhkan untuk mencapai konsistensi normal dalam suatu mortar, perlu dilakukan suatu pengujian. Continue reading

Setting Time ( Berdasarkan ASTM C 1117 – 89 )

a. Tujuan

Tujuannya adalah pada saat mortar semen tersebut mulai mengikat sehingga setelah waktu tersebut dilalui, mortar semen tidak boleh diganggu lagi ataupun diubah kembali kedudukannya.

b. Peralatan

  1. Saringan logam 4,75 mm
  2. Cawan dari logam
  3. Sendok aduk, sarung tangan karet yang tidak menyerap air
  4. Penetrometer
  5. Cetakan kubus
  6. Alat pemadat
  7. Continue reading

Meningkatkan Kinerja Beton Dengan Aditif Mineral

Untuk meningkatkan kinerja beton, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama, mengurangi porosi beton dengan cara mengurangi jumlah air dalam adukan beton. Kedua, menambahkan aditif mineral seperti silicafume, copper slog, abu terbang (fly ash), abu sekam padi, precious slag ball atau yang lainnya. Ketiga, menambahkan serat pada adukan beton. Keempat, menggunakan beton dengan sifat pemadatan mandiri atau self compacting concrete.

Dalam pembuatan beton, semen merupakan salah satu komponen yang paling mahal sehingga sangat menentukan harga beton. Salah satu cara menekan harga beton adalah dengan mengurangi penggunaan semen. namun, untuk menghasilkan beton bermutu dan berkinerja tinggi, jumlah se­men yang dikurangi harus digantikan dcngan zat aditif lain atau juga disebut filler.

Dengan penambahan zat aditif atau filler ini diharapkan tidak menyebabkan turunnya kekuatan beton tapi meningkatkannya atau paling tidak mempunyai kekuatan yang sama. Tentunya dalam penambahan ini perlu data hasil penelitian yang dapat menyatakan komposisi yang sesuai sehingga kekuatan beton ini dapat meningkat.

Zat aditif atau filler ini dapat dibagi dua, pertama filler yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan semen dan kedua filler yang digunakan sebagai pengganti aggregate.

Zat aditif yang dapat mengurangi semen, contohnya seperti silicafume dari limbah industri silica, abu terbang (fly ash) dari limbah pembakaran batu bara, abu sekam padi dari limbah penggilingan padi atau yang lainnya. Zat ini tidak dapat digunakan untuk pengganti semen tapi bisa digunakan untuk mengurangi semen, karena dalam zat-zat ini hanya sebagai penguat ikatan rekatan.